Karya Ilmiah
"Pengaruh
Tekanan Orangtua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia seperti
yang kita ketahui generasi muda sekarang yang telah memasuki usia remaja yang
duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) cenderung ingin mencoba hal-hal
yang baru. Hal ini tentu tidak heran
karena usia remaja adalah usia emas. Apalagi Sekolah Menengah atas (SMA) adalah
masa-masa yang indah.
Pada tahun sekarang ini merupakan tahun serba
canggih , mengingat semakin tahun arus globalisasi sangat mudah masuk. Dari
sinilah kultur asing mulai mengubah dan mengikis gaya hidup masyarakat
khususnya di Indonesia. Pengaruh media elektronik bagi anak remaja jaman
sekarang juga menjadi kekhawatiran utama bagi orangtua. Pasalnya, banyak
tontonan dari televisi, yang bisa membawa anak remaja untuk berperilaku buruk.
Inilah yang menyebabkan rata-rata orang tua, terlalu mengkhawatirkan anaknya,
sehingga anak bisa merasa tertekan oleh perilaku mereka. Dan juga akibat
maraknya tindakan kriminal yang biasa menjadi tontonan di media elektronik
seperti televisi, membuat orangtua sangat over protektif terhadap anaknya
Orang tua mempunyai peranan yang sangat besar
sekali terhadap perkembangan diri seorang remaja. Hal ini disebabkan karena
orang tua memiliki banyak waktu untuk mengenal perilaku anaknya dan orang tua
paling dekat dengan remaja. Hampir sebagian besar waktu remaja bersama dengan
orang tua, sebab waktu disekolah terbatas jam belajar, selain itu waktunya
banyak dihabiskan dirumah bersama orang tuanya.
Besarnya pengaruh orang tua terhadap anak bisa
merupakan hal yang baik namun tidak menutup kemungkinan dapat berkembang kearah
yang negatif dimana harapan dapat berubah menjadi tuntutan. Perilaku tersebut
seringkali secara sadar atau tidak justru membuat anak-anak mengalami tekanan
psikologis.
Maka tidak heran jika
terkadang sifat atau kepribadian anak berbeda pada saat mereka berada dalam
lingkungan keluarga dan ketika mereka berada di luar lingkungan keluarga.
Maksudnya adalah, terkadang mereka jika berada dalam lingkungan keluarga
(rumah) sifat atau kepribadian yang diperlihatkan cenderung ke hal yang
positif, begitu pula sebaliknya. Namun hal itu semuanya bergantung pada diri
anak dalam menanggapi setiap respon yang diberikan dari orang tua mereka apakah
itu berupa teguran halus atau berupa teguran keras.
Inilah yang melatarbelakangi, sehingga kami melakukan
suatu penelitian tentang pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian
anak ini sangat penting. Dengan alasan, ingin membuktikan bahwa, tidak selamanya
pengaruh tekanan orang tua terhadap anaknya akan selalu berdampak baik.
B. PERUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam karya tulis ini ada dua yaitu:
1. Sejauh mana perasaan tertekan dari orang tua mereka pada
siswa ?
2. Bagaimanakah pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan
kepribadian anak dalam pergaulan dan pendidikan ?
3. Apakah perbedaan kepribadian antara anak yang sering
merasakan tekanan dari orang tua dengan yang tidak merasakan tekanan dari orang
tua ?
C. TUJUAN
Tujuan
dalam karya tulis adalah :
1.
Untuk mengetahui
perasaan tertekan dari orang tua mereka pada siswa .
2.
Untuk mengetahui
pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak dalam
pergaulan dan pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui perbedaan antara anak yang sering merasakan tekanan dari orang tua
dengan yang tidak merasakan tekanan dari orangtua.
D.
MANFAAT
Adapun
manfaaat dilaksanakannya penelitian ini yaitu:
1.
Untuk orang
tua
Untuk mengetahui bahwa tekanan orang tua terhadap anaknya
jika dilakukan berlebihan maka hal itu dapat saja membentuk kpribadian anak
yang kurang baik (negatif).
2.
Untuk masyarakat
Memberi pengetahuan bahwa hal tersebut
tidak baik untuk pertumbuhan seorang anak, dan agar masyarakat yang lain tidak
ikut menerapkan hal tersebut terhadap anaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
1.
Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku seseorang keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling
sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri
yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan
atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan,
kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
2.
Jenis-jenis Kepribadian
v Kepribadian yang sehat :
1.
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
2.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara
wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
3.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan
yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh
atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi
atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan
frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak
destruktif (merusak)
7.
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap
aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional),
tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
8.
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang
lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya
dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain
seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak
membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan
mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh
faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance(penerimaan), dan affection (kasih sayang).
v Kepribadian
yang tidak sehat
1.
Mudah marah (tersinggung)
2.
Menunjukkan kekhawatiran
dan kecemasan
3.
Sering merasa tertekan
(stress atau depresi)
4.
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang
5.
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun
sudah diperingati atau dihukum
6.
Kebiasaan berbohong
7.
Hiperaktif
8.
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9.
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa
tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing
kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki
kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi
kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam
menjalani kehidupan
B. Pengertian Tekanan Orang Tua
Orangtua merupakan orang
yang melengkapi budaya mempunyai tugas untuk mendefinisikan apa yang baik dan
apa yang dianggap buruk. Sehingga anak akan merasa baik bila tingkah lakunya
sesuai tingkah laku yang bisa di terima masyarakat.orangtua adalah orang yang
memegang peranan penting dalam perkembangan seorang anak .
Tekanan orang tua biasa
diartikan sebagai proses dimana orangtua membatasi aktifitas anaknya ataupun
kehendak anaknya yang dapat berdampak positif dan negative bagi si anak.
Seperti yang kita ketahui dampak positif cenderung lebih menuju ke kebaikan ,
dan dampak negative cenderung lebih menuju ke keburukan, dimana dampak tersebut
mempengaruhi kepribadian seorang anak nantinya. Dengan alasan tertentu orangtua
menekan anaknya dengan cara mereka yang berlebihan . hal seperti ini akan
menimbulkan ketergantungan diri anak yang berlebih pula
C. Faktor-faktor Timbulnya Tekanan Orang Tua
1.
Terlalu memanjakan anak
Orang tua
karena beranggapan takut akan hal yang buruk yang menimpa anaknya, sehingga
mereka terlalu memanjakan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa hal itu hanya
menjadikan anak tertekan akibat perilaku over protektifnya
2. Keinginan
orang tua untuk melindungi secara
berlebihan
Perlindungan orang tua yang
berlebihan mencakup pengasuhan dan pengenalan anak terlalu berlebihan. Hal
seperti ini akan menimbulkan sikap ketergantungan bagi diri anak yang
berlebihan pula, sehingga rentang ketergantungan pada orang lain akan lebih
lama pula dan dapat membuat kurangnya rasa percaya diri bagi anak.
3.
Ambisi Orang Tua
Hampir semua orang tua mempunyai
ambisi terhadap anak mereka. Ambisi tersebut sering kali sangat tinggi sehingga
tidak realistis. Ambisi orang tua ini sering dipengaruhi oleh tidak tercapainya
atau hasrat orang tua supaya anak mereka naik status sosialnya. Bila anak tidak
dapat memenuhi ambisi orang tua, anak cenderung terlihat bersikap bermusuhan,
tidak bertanggung jawab, dan berprestasi di bawah kemampuan. Keadaan ini akan
lebih parah bila anak memiliki perasaan tidak mampu yang sering diwarnai
perasaan dijadikan orang yang dikorbankan akibat kritik orang tua terhadap
rendahnya prestasi mereka.
D. Pengaruh
Tekanan Orang Tua terhadap Perkembangan Kepribadian Anak sebagai Generasi Muda
dalam Bidang Sosial dan Pendidikan.
Semua orang tua normal tentu menginginkan hal yang terbaik
untuk anak, namun kadang niat baik itu menjadi sedemikian berlebihan sehingga
mereka tidak melihat anak sebagai individu yang otonom, yang bisa memiliki
mimpi jauh berbeda dari yang mereka prediksi. Begitu banyak pengaruh yang
diberikan orang tua kepada anak seringkali menyempatkan anak kedalam sebuah
kondisi tekanan psikologis yang mengakibatkan rasa percaya pada tak terbangun,
sehingga tidk dapat secara jelas melihat apa yang diinginkannya sebagai seorang
invidu.
Mayoritas orang tua saat
ini terpengaruh dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia, salah satunya
adalah tontonan. Anak sering dibandingkan dengan dengan anak lain, ini bisa
saja menjadi tekanan orang tua terhadap anaknya, sehingga sangat berpengaruh
dengan psikologis anak, dimana anak merasa dirinya tidak berguna dan cenderung
lebih pendiam dan menyendiri dimasa yang akan datang
Namun, disamping itu pelestarian hubungan dengan pola atasan
bawahan dapat dijadikan alternatif dalam hubungan antara orang tua dan anak.
Biasanya pihak orang tua yang menggariskan keputusan-keputusan tentang perilaku
anaknya. Perilaku orang tua dalam hubungan seperti di atas, ia senantiasa
berada dalam posisi sebagai arsitek. Mereka dengan teliti memutuskan bagaimana
seharusnya tiap anak berbuat. Mereka memberikan hadiah atau hukuman agar
perintahnya ditaati. Melalui pemberian hadiah orang tua akan mengkomunikasikan
suatu pesan yang jelas kepada anaknya. Sedangkan pemberian hukuman menunjukkan
ketiadaan sikap menghargai anak.
Kebiasaan ini mengakibatkan, tugas dan kewajiban orang tua menjadi tidak sulit. Para orang tua tinggal menentukan apa yang mereka ingin yang harus dikerjakan atau yang tidak boleh dilakukan anak. Ancaman hukuman diterapkan untuk melarang atau janji hadiah untuk mendorong agar anak mematuhi. Pendekatan seperti ini terbukti sangat berhasil. Sebagian orang tua melaporkan bahwa anak –anak mereka bersikap kooperatif. Hal ini menjadikan acuan kenyataan yang menunjukkan bahwa anak mereka persis seperti apa yang diinginkan oleh orang tuanya
Kebiasaan ini mengakibatkan, tugas dan kewajiban orang tua menjadi tidak sulit. Para orang tua tinggal menentukan apa yang mereka ingin yang harus dikerjakan atau yang tidak boleh dilakukan anak. Ancaman hukuman diterapkan untuk melarang atau janji hadiah untuk mendorong agar anak mematuhi. Pendekatan seperti ini terbukti sangat berhasil. Sebagian orang tua melaporkan bahwa anak –anak mereka bersikap kooperatif. Hal ini menjadikan acuan kenyataan yang menunjukkan bahwa anak mereka persis seperti apa yang diinginkan oleh orang tuanya
Tapi, sejauh ini respon-respon dari anak-anak yang orang
tuanya bersikap otoriter lebih instens dibandingkan dengan respon-respon dari
anak yang orang tuanya tidak otoriter. Karena rasa frustasi dari konsep dirinya
yang sangat berkembang, bingung dan umumnya berorientasi negative ditambahkan
kepada tingkat dorongan yang biasa.
Jika kebutuhan dan harapan-harapan remaja semuanya dibatasi
dan ditekan, akibatnya akan tumbuh rasa kebencian dan kemarahan yang dapat
merugikan orang lain yang berada dilingkungannya. Sikap menarik diri dengan
pergaulan dengan teman sebaya, kurang percaya diri, sehingga jika dilihat
sepintas sepertinya remaja tersebut sebagai remaja pemalu.
Anak akan tertekan dengan situasi tersebut. Maka ia akan
selalu marah pada orang tua, atau bahkan marah pada dirinya sendiri yang selalu
dibawah tekanan orang tua. Akibatnya, anak tersebut; merasa terpojokkan, sering
membantah jauh dari orang tua, bahkan bisa depresi (Stres berat). Adapaun
pengaruh akibat tekanan orang tua terhadap anak yang lebih terperinci sebagai
berikut :
·
Membantah
Disini, seorang anak memiliki alasan
mengapa ia tidak membantu
orangtuanya, ia akan bertanggung jawab dengan membantu orangtuanya nanti ketika
moodnya telah tertata. Namun karena orangtuanya telah menghakiminya terlebih
dahulu, biasanya seorang anak justru akan malas. Ia merasa ditindas, karena
tidak mungkin ia balik membentak orangtuanya, maka yang ia lakukan hanya
membantah.
·
Jauh
dari Orang Tua
Lebih dekat
dengan orang lain. Setiap orang akan lebih suka duduk diantara orang-orang yang
bisa menghargai mereka, bukan duduk disamping orang yang selalu menghakiminya.
Karena seorang anak merasa tertekan, maka mereka lebih memilih akrab dengan
oranglain dibanding orangtuanya sendiri. Dan sesungguhnya anak ini akan mudah
menangis ketika ia ingat bahwa mereka lebih dekat dengan oranglain dibanding
orangtuanya, apalagi ketika ia melihat seorang temannya sangat akrab dengan
sanak saudaranya ,ia akan menangis.
·
Depresi
Saat tekanan
orangtua makin parah, bisa aja seorang anak
merasa
despresi, dan biasanya anak yang merasa depresi ini adalah anak yang tidak
berani membela dirinya,padahal ia sangat membutuhkan pembelaan diri. Ia
seolah-olah tunduk padahal pikirannya sudah acak-acakan untuk memikirkan
bagaimana cara membela dirinya. Seorang anak yang mengalami depresi butuh
tuntunan dari oranglain.
Seorang anak memiliki hak untuk dilindungi, tapi bukan
berarti seorang orangtua bisa menghakimi atau menyudutkan seorang anak di titik
kesalahan.
Seorang anak memiliki hak untuk bebas namun bertanggung jawab. Ya semua anak perlu kebebasan, mereka masih menjadi seorang remaja dimana ia selalu ingin mencoba hal-hal baru. Bisa dibilang, semakin dikekang seorang anak, maka ia akan semakin membantah. Orangtua hanya dianjurkan mengajarkan tanggung jawab pada anaknya, lalu berilah mereka kebebasan.
Seorang anak memiliki hak untuk bebas namun bertanggung jawab. Ya semua anak perlu kebebasan, mereka masih menjadi seorang remaja dimana ia selalu ingin mencoba hal-hal baru. Bisa dibilang, semakin dikekang seorang anak, maka ia akan semakin membantah. Orangtua hanya dianjurkan mengajarkan tanggung jawab pada anaknya, lalu berilah mereka kebebasan.
1. Dampak tekanan orang tua terhadap
pembentukan kepribadian anak dalam pergaulan:
a.
Dampak positif
·
Mengantisipasi
terjadinya pergaulan bebas.
·
Mengantisipasi terjadinya kenakalan
remaja.
·
Anak akan lebih bersifat sopan dan
santun karena tidak ingin dipandang buruk oleh teman disekitarnya.
·
Memudahkan
orang tua untuk mengontrol pergaulan anaknya
b. Dampak negative
·
Merasa
asing dikalangan masyarakat.
·
Kurangnya
pengalaman yang mereka dapatkan karena terbatasanya waktu yang diberikan dalam
bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungannya.
·
Kurangnya
kepercayaan diri, ketika sewaktu-waktu dituntut untuk aktif disuatu kegiatan
kemasyarakatan
·
Mudah tersinggung dengan perkataan orang lain disekitarnya
·
Kadang menarik diri dari pertemanan
·
Menjadi
pribadi yang tertutup
·
Sulit
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru
·
Anak bisa saja terjerumus ke kenakalan remaja, karena tidak
mengetahui antara teman yang berkpribadian baik dan buruk, karena kurang
bersosialisasi
·
Ketika
mereka telah terlepas dari tekanan orang tua, maka mereka akan mencoba hal yang
baru, yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, tanpa mengetahui baik atau
buruknya.
2. Dampak tekanan orang tua terhadap
pembentukan kepribadian anak dalam pendidikan:
a.
Dampak positif
·
Anak
akan cenderung lebih giat belajar
·
Anak
akan termotivasi untuk berperilaku baik
·
Anak
akan cenderung selalu berusaha untuk mengukir prestasi, agar membanggakan orang
tua
b. Dampak negatif
·
Anak
bisa saja melakukan hal yang negative seperti membohingi orang tuanya.
·
Anak
dapat saja merasakan frustasi akibat penekanan untuk selalu meluangkan lebih
banyak waktunya untuk belajar.
·
Anak cenderung memiliki mental yang lemah di lingkungan
sekolah.
·
Prestasi
disekolah akan menurun, ketika anak tersebut sudah berulangkali mencoba untuk
bisa berprestasi, namun kemampuannya terbatas
·
Anak
akan merasa tidak berguna dibanding teman-teman di sekolahnya yang menurut
mereka lebih diberi keleluasaan tanpa harus ditekan
·
Anak cenderung berkepribadian yang buruk, ketika orangtua
melarang mereka untuk aktif di kegiatan ekstrakurikuler, padahal seperti yang
diketahui, kegiatan ekstarkurikuler bisa membentuk kepribadian yang unggul dari
seorang siswa
·
Akan memiliki rasa tidak mampu dalam mengerjakan segala
sesuatu atau dikatakan sebagai remaja yang tidak percaya dengan kemampuan
sendiri.
·
Mempunyai
sikap tidak bertanggung jawab karena mereka merekaa selama ini hanya memenuhi
keinginan dari orang tua mereka
·
Adanya sikap tidak mempercayai orang lain diakibatkan karena
mereka merasa semua orang juga akan bersikap memaksakan kehendak seperti halnya
orang tua mereka
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Semua orangtua tentu
ingin melihat anaknya berkepribadian positif, orangtua menekan anaknya dengan
cara mereka sendiri , tekanan itu di berikan sebagai bentuk kasih sayang
mereka, tetapi banyak siswa SMAN 1 Maniangpajo lebih dapat dampak negative dari
penekanan orangtua dari pada yang dapat dampak positif. Jika anak ttersebut
terlalu tertekan akan tindakan orang tuanya , anak tersebut dapat melakukan
kenakalan remaja dan akan membentuk pribadi anak tersebut menjadi pribadi yang
negative .
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar